Laman

Minggu, 04 Juli 2010

Tingkatan Sabuk

Sabuk putih. Sabuk putih (kyu 10) : melambangkan kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi dasar dari pemula untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari guru masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung dari apa yang diberikan oleh senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.
Sabuk kuning (kyu 8). Tingkatan kedua ini melambangkan warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari baru” dimana dia telah mampu memahami semangat karate, berkembang dalam karakter kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk kuning juga merupakan tahapan terakhir dari seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen
Sabuk hijau (kyu 6). Sabuk ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan. Pemegang sabuk hijau ini sudah harus mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring dengan bertumbuhnya semangat dan teknik gerakan yang sudah dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
Sabuk biru (kyu 4). Warna sabuk ini melambangkan samudera dan langit. Artinya karateka harus mempunyai semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka harus sudah mampu memulai berani untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan semangat tinggi dan berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.
Sabuk coklat (kyu 3-1). Warna sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk coklat mulai dari tingkatan kyu 3 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan sikap, kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk di bawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.
Sabuk hitam (dan). Warna hitam sendiri melambangkan keteguhan dan sikap kepercayaan diri yang didasari pada nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini menjadi idaman bagi setiap karateka untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua prestise sabuk hitam terdapat tanggung jawab besar dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin Funakohsi).

Dalam sebagian perguruan karate di Indonesia, sistem peringkat selain sabuk yakni kyu, ada beberapa perbedaan yakni ketika sabuk biru (kyu 4) mengikuti ujian sabuk coklat, penurunan kyu berbeda. Ada yang turun kyu 0,5 derajat menjadi kyu 3,5. Di perguruan lain ada yang langsung menjadi kyu 3. Dengan demikian, bagi sebagian perguruan karate di Indonesia ada yang menerapkan ujian untuk sabuk coklat sebanyak 4 kali (2 tahun atau 4 semester) sampai mendapat kyu 1. Namun bagi sebagian yang lain, bisa hanya sampai 1,5 tahun atau 3 semester.Maka, dalam karate selain sebagai pembeda antara karateka yang baru belajar dengan yang sudah lama menekuni karate, sabuk dipergunakan lebih luas dari itu yakni sebagai proses pendorong bagi karate untuk terus giat belajar dan berlatih. Selain itu juga, bagaimana perbedaan sabuk ini justru menjadi dorongan bagi semua karateka untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Definisi Karate

Karate berasal dari pengucapan dalam bahasa Okinawa “kara” yang berarti Cina dan “te” yang berarti tangan. Selanjutnya arti dari dua pengucapan itu adalah tangan Cina, teknik Cina, tinju Cina. Selanjutnya sekitar tahun 1931 Gichin Funakoshi – dikenal sebagai Bapak Karate Moderen – mengubah istilah karate ke dalam huruf kanji Jepang yang terdengar lebih baik.

Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah menggunakan istilah karate dalam huruf kanji Jepang. Dalam pertemuan bersama para master di Okinawa makna yang sama diambil. Dan sejak saat itu istilah “karate” dengan huruf kanji berbeda namun pengucapan dan makna yang sama digunakan sampai sekarang.

Saat ini istilah karate berasal dari dua kata dalam huruf kanji “kara” yang bermakna kosong dan “te” yang berarti tangan. Karate berarti sebuah seni bela diri yang memungkinkan seseorang mempertahankan diri tanpa senjata.

Menurut Gichin Funakoshi karate mempunyai banyak arti yang lebih condong kepada hal yang bersifat filsafat. Istilah “kara” dalam karate bisa pula disamakan seperti cermin bersih yang tanpa cela yang mampu menampilkan bayangan benda yang dipantulkannya sebagaimana aslinya. Ini berarti orang yang belajar karate harus membersihkan dirinya dari keinginan dan pikiran jahat.

Selanjutnya Gichin Funakoshi menjelaskan makna kata “kara” pada karate mengarah kepada sifat kejujuran, rendah hati dari seseorang. Walaupun demikian sifat kesatria tetap tertanam dalam kerendahan hatinya, demi keadilan berani maju sekalipun berjuta lawan tengah menunggu.



Demikianlah makna yang terkandung dalam karate. Karena itulah seseorang yang belajar karate sepantasnya tidak hanya memperhatikan sisi teknik dan fisik, melainkan juga memperhatikan sisi mental yang sama pentingnya. Seiring usia yang terus bertambah, kondisi fisik akan terus menurun. Namun kondisi mental seorang karateka yang diperoleh lewat latihan yang lama akan membentuk kesempurnaan karakter. Akhiran kata “Do” pada karate-do memiliki makna jalan atau arah. Suatu filosofi yang diadopsi tidak hanya oleh karate tapi kebanyakan seni bela diri Jepang dewasa ini (Kendo, Judo, Kyudo, Aikido, dll).

Materi Teknik

ISTILAH KARATE

TINGKATAN DALAM KARATE

1 KYU
:
Tingkatan di bawah Sabuk Hitam
2

DAN
:
Tingkatan Sabuk Hitam, dari tingkat pertama sampai DAN 10
3

MUDANSHA
:
Tanpa tingkatan, khusus bagi murid di bawah Sabuk Hitam
4 YUDHANSHA
:
Sabuk Hitam dari pertama sampai DAN 10

KEDUDUKAN PERSONAL

1
DENSHI :
Semua murid-murid tanpa menghiraukann tingkatan
2
KOHAI
:
Murid yunior
3
SENPAI
:
Kakak perguruan senior
4
SENSEI
:
Guru (Sabuk Hitam) yang berkompeten mengajar
5
SHIHAN
:
Master (instruktur) tingkatan yang sangat tinggi, di atas DAN V

TINGKATAN SABUK HITAM

SHODAN : Sabuk Hitam DAN I
NIDAN : Sabuk Hitam DAN II
SANDAN : Sabuk Hitam DAN III
YONDAN : Sabuk Hitam DAN IV
GODAN : Sabuk Hitam DAN V
ROKUDAN : Sabuk Hitam DAN VI
SHICHIDAN : Sabuk Hitam DAN VII
HACHIDAN : Sabuk Hitam DAN VIII
KUDAN : Sabuk Hitam DAN IX
JUDAN : Sabuk Hitam DAN X

ISTILAH dan EKSPRESI

CHUDAN : Tingkat menengah
CHUI : Peringatan
DESHI : Murid
DOJO : Pedepokan
GEDAN : Tingkatan lebih rendah
HAJIME : Mulai
JODAN : Tingkatan lebih tinggi
KATA : Rangkaian gerakan karate
KARATE-GI : Seragam karate
KIAI : Metode yg khas dlm beladiri Jepang
KIHON : Latihan Dasar
KIHON KUMITE : Lawan yg sdh diatur sebelumnya
KIME : Konsentrasi penuh dlm penghimpun tenaga
KUMITE : Perkelahian
MA-AI : Jarak
MAWATE : Berbalik
MAKIWARA : Pemecahan
OSU : Sapaan karateka
SEITO : Murid
SHI-AI : Even
SHOBU : Pertarungan
SHOMEN : Ruang buat tamu khusus
YAME : Berhenti
YOI : Bersiap

ANGKA DALAM BAHASA JEPANG

ICHI : Satu
NI : Dua
SAN : Tiga
SHI : Empat
GO : Lima
ROKU : Enam
SHICI : Tujuh
HACHI : Delapan
KU : Sembilan
JU : Sepuluh

KUDA-KUDA

DACHI : Cara berdiri
FUDO DACHI : Sikap dasar berdiri
HEISUKO DACHI : Sikap berdiri bebas
JIYO DACHI : Berdiri dg sikap bebas
KOKUTSU DACHI : Berdiri membelakangi
MAE DACHI : Berdiri dg mengarah ke depan
NIKO ASHI DACHI : Cat Stance
SANCHIN DACHI : Hour glass stance
ZENKUTSU DACHI : Berdiri mengedepan